Bahasa Jepang – Pendahuluan

Bahasa Jepang, bisa dibilang tidak begitu susah apabila dibandingkan dengan Bahasa Inggris 😸 Pengucapannya tidak sulit-sulit amat seperti Bhs Inggris, dan dari segi Grammarnya juga tidak seruwet Bhs Inggris (yang tenses nya ada selusin).

Seperti Bhs Indonesia, dalam Bhs Jepang tidak dipermasalahkan Singular (tunggal) atau Plural (Jamak) Grammatical-number nya. Yang mana dalam Bhs Inggris, tunggal atau jamak masing-masing memiliki aturan sendiri. Bahasa Arab lebih rumit lagi, selain Singular, Plural, ada lagi: Dual. Belum lagi pada Bahasa Arab, setiap nouns (kata benda) memiliki dua gender: maskulin dan feminim.

Namun yang membuat Bhs Jepang itu susah tidak lain adalah huruf Kanji nya yang sering menjadi momok para peminat bahasa jepang, yang berakhir menyerah ditengah jalan.

Ada berapakah huruf Kanji yang dipakai sehari-hari di Jepang? Jawabnya adalah 2136 (standar tahun 2010) huruf. Disebut sebagai Jōyō kanji (常用漢字), apabila diterjemahkan artinya “Kanji yg dipakai Sehari-hari”. Ya, dua ribu huruf! Namun jangan khawatir, orang jepang saja tidak otomatis hafal semuanya sejak lahir, namun perlu bertahun-tahun untuk menguasainya.

  • 1006 Kanji diajarkan ketika Sekolah Dasar
  • 1130 Kanji sisanya diajarkan pada saat SMP dan SMA

Jadi pelan-pelan asal kelakon. Dan jangan khawatir, orang-orang Indonesia itu sudah didesain sebagai multilingual. Bisa dibilang hampir semua orang di Indonesia adalah bilingual (sumber), tidak jarang orang Indonesia yg dapat berkomunikasi dengan dua, tiga, (atau lebih!) bahasa. Coba bandingkan dengan Inggris, Irlandia yang mayoritas monolingual.

Kenapa sih pakai Kanji-kanji segala?
Bahasa Jepang memiliki perbendaharaan suara yang sangat sedikit. Hal ini mengakibatkan pada Bahasa Jepang, ada banyak sekali kosa-kata yang homofon, diucapkannya sama tapi artinya beda. Contohnya adalah kata “Kami” dalam Bhs Jepang artinya ada banyak, bisa berarti Rambut (), bisa juga Kertas () dan juga bisa berarti Tuhan (). Nah lho 🤣

髪, 紙, 神 pengucapannya sama-sama “Kami”, namun penulisannya beda. Contoh lain adalah “Kappa“, yang bisa berarti Jas Hujan (合羽) juga bisa berarti Manusia Kura-kura (河童) dalam mitologi Jepang.

Apabila dalam percakapan sehari-hari, tentunya pendengar dapat mengerti apa yang dimaksud pembicara berdasarkan dengan konteks, dan situasi-kondisi. Namun apabila dalam wujud tertulis, pasti pembaca akan kebingungan apa yg ingin disampaikan oleh penulisnya. Di sinilah huruf Kanji berperan, kosa-kata boleh dibaca sama namun penulisannya beda. Inilah mengapa Bhs Jepang tidak akan bisa bertahan tanpa Kanji. Karena Kanji sudah melekat erat dalam literatur Bahasa Jepang.

Sistem penulisan dalam Bahasa Jepang ada tiga yaitu:

Ketiga-tiganya dipakai sehari-hari dan memiliki fungsi masing-masing. Tiap-tiap sistem penulisan akan dijelaskan lebih lanjut pada artikel selanjutnya.

Akhir Kata
Percaya atau tidak, otak dari orang monolingual dengan otak orang bilingual (sumber) tampak dan bekerja secara berbeda.



Tinggalkan Balasan